lokasi

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN ( BPP ) KOTA TULUNGAGUNG Jln. Raya Bendil Kel. Panggungrejo Kec. Tulungagung Jawa Timur

Rabu, 01 Desember 2021

Umpan Beracun untuk "Si pengerat"

Hama tikus saat ini sedang merajalela di lahan sawah tanaman padi Kelompok Tani Mardi Mulyo 1 Kelurahan Kedungsoko Kec. Tulungagung. Beberapa lahan petani rusak karena hewan pengerat ini, terutama area lahan sawah bagian selatan dan bagian barat.

Gambar 1. Kondisi sawah bagian selatan Poktaan Mardi Mulyo 1


Ada beberapa cara untuk mengurangi populasi hama tikus yaitu dengan cara gropyokkan, snipper, pengemposan dan pemasangan umpan. Di  Kelompok Tani Mardi Mulyo 1 memiliki tim penanggulangan hama dan untuk saat ini melakukan pengendalian hama tikus dengan cara pengumpanan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan lahan oleh petugas terkait bersama para petani dan Tim Penanggulangan Hama.

Gambar 2. Tim Penanggulangan Hama Poktan Mardi Mulyo 1 Kedungsoko


Tim Penanggulangan Hama dan petani melakukan gerdal pemasangan racun tikus, dan dipasang di sejumlah titik mengelilingi lahan dan juga pematang. Diharapkan dengan adanya gerdal pemasangan racun tikus dapat mengurangi populasi hama tikus. 

Gambar 3. Pemasangan umpan tikus

Racun Tikus yang digunakan merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kab. Tulungagung rekomendasi dari POPT Kec. Tulungagung. Harapan dar petani semoga racun tikus ini bisa mengurangi populasi tikus dilahan sawah Poktan Mardi Mulyo 1, Kedungsoko Kec. Tulungagung.



Selasa, 15 Juni 2021

Gerdal (Gerakan Pengendalian) Hama Tikus Poktan Mardi Mulyo 1 Kedungsoko BPP Tulungagung

 Gerdal (Gerakan Pengendalian) Hama Tikus Poktan Mardi Mulyo 1 Kedungsoko BPP Tulungagung

Petani bersama PPL dan POPT




Pemasangan Umpan

Akhir - akhir ini serangan hama tikus merajalela di berbagai daerah, sehingga membuat para petani menjadi gelisah. Serangan hama tikus ini diakibatkan karena terjadi ledakan populasi tikus yang tidak terkendali. Ledakan populasi tikus adalah bukti nyata bahwa hewan pemangsa tikus telah berada pada posisi langka, contohnya hewan ular dan burung hantu yang makin sulit ditemukan di areal lahan pertanian. Kelangkaan musuh alami (predator) tikus tersebut disebabkan oleh kebiasaan (perilaku) masyarakat kita yang gemar atau iseng membunuh dan memburu ular dan burung hantu tersebut untuk dijadikan peliharaan atau bahkan makanan.

Mencermati dampak resiko yang diakibatkan ledakan populasi hama tikus bagi petani, maka perlu adanya upaya pengendalian secara terpadu dan berkesinambungan. Adapun pengendaliannya yaitu meliputi beberapa metode; yaitu metode mekanis meliputi pendekatan kuratif dan antisipasif yaitu meminimalisir berkembangbiaknya hama tikus, maka perlu dilakukan sanitasi lingkungan areal lahan pertanian supaya tidak digunakan sebagai sarang tikus. Sedangkan tindakan kuratif perlu dilakukan gerakan pengendalian (gerdal) massal yaitu dengan gropyokan dan pemasangan perangkap – perangkap.

Metode budidaya atau bercocok tanam yaitu dengan melakukan serentak pada suatu hamparan areal pertanian, cara ini bertujuan membatasi dan menghentikan siklus tersedianya sumber makanan yang dibutuhkan oleh hama tikus untuk berkembangbiak. Metode kimiawi yaitu menggunakan fumigasi dan racun pestisida dengan jenis rodentisida, biasanya cara ini terpaksa dilakukan bilamana ledakan populasi hama tikus sudah sangat luar biasa.

Metode secara hayati yaitu dengan memanfaatkan musuh alami dengan tujuan menurunkan dan mengendalikan populasi organime pengganggu tanaman (OPT). Musuh alami bisa berupa parasitoid, pathogen, predator dll, terkait hama tikus ini bisa dikendalikan dengan pengembangbiakan predator yaitu ular dan burung hantu (Tyto Alba) pada umumnya.

Musim hujan sudah mulai datang, petani saatnya segera bercocok tanam. Panen dengan hasil maksimal adalah harapan dan impian para petani. Tetapi kadang semua itu terganggu oleh serangan organisme pengganggu tanaman, khususnya hama tikus. Mengingat saat ini di Kab. Tulungagung populasi hama tikus meningkat tinggi khususnya di kecamatan Tulungagung. Untuk itu pengendalian sejak dini khususnya hama tikus sawah, BPP dan Kelompok tani Kelurahan Kedungsoko Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung bergiliran mengadakan gerakan pengendalian hama tikus dengan cara pemasangan umpan beracun. Pemberian umpan beracun dilakukan mengingat saat ini di areal sawah dalam kondisi bero, sehingga tikus akan memakan umpan yang disediakan petani.

Rodentisida yang digunakan adalah antikoagulan berbentuk tepung berwarna biru untuk mengendalikan tikus (Rattus argentiventer) dan (Rattus tiomanicus) dengan cara di campur dengan umpan. Bahan aktif : Kumatetralil 0,75%. Racun berbentuk powder ini memiliki kemampuan membunuh tikus lebih lambat. Tikus akan mati dilokasi yang jauh dari umpan sehingga tikus lain tidak dapat mengidentifikasi bahaya rodentisida yang mengancam mereka. Anda mungkin tidak melihat tikus mati sampai 1 – 2 hari setelah aplikasi, tetapi efeknya jauh lebih besar, dengan Racun Bahan aktif  Kumatetralil, lebih banyak tikus yang memakan umpan dan lebih banyak yang mati pada akhirnya, sehingga pengendalian populasi tikus lebih baik dan tingkat kerusakan tanaman akan jauh lebih rendah.  

Cara membuat umpan : Campurkan 2 kg ( +-10 gelas ) bahan umpan ( beras, jagung, kedelai ) dengan 20 ml (3 sendok) minyak goreng, aduk hingga rata. Kemudian campurkan 100 g Racun Bahan aktif  Kumatetralil 0,75 TP dan aduk lagi hingga warna biru merata. Isilah tempat umpan dengan 100 g umpan yang telah di campur dengan racun, letakkan umpan dengan jarak masing masing +- 50 meter. di tempat yang biasa di lalui tikus. Pemasangan umpan harus terus menerus sampai umpan tidak di makan lagi, ganti atau tambahlah bila umpan rusak atau habis. Lindungi umpan dari air / hujan.

Gerakan Pengendalian hama tikus di Kecamatan Tulungagung diikuti oleh  UPT Pelaksana Penyuluh Pertanian, , PPL, POPT dan anggota petani kelompok tani pelaksana gerdal. Dengan gerakan pengendalian ini diharapakan petani secara serentak dan bersama-sama memberikan umpan beracun dilahan sehingga populasi tikus dapat diturunkan secara cepat.